Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik

Salah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.

Kedungjati merupakan sebuah wilayah kecamatan yang letaknya berada di tengah kawasan hutan jati. Di sana masih banyak ditemukan bangunan-bangunan klasik peninggalan kolonial Belanda. Salah satunya adalah Stasiun Kedungjati. Stasiun itu dibangun pada tahun 1867 dan diresmikan pada tahun 1868.

Tak jauh dari Stasiun Kedungjati, terdapat bangunan tua yang dulunya menjadi tempat tinggal pejabat kereta api. Bangunan itu dibangun sekitar tahun 1907. Rumah itu desainnya seperti rumah-rumah orang Eropa di tengah perkebunan Alpen.

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik

Ciri khas klasik masih tetap dipertahankan pada bangunan itu. Tampak dari samping, tiang penyangga bangunan itu diberikan besi dari rel agar bangunan itu bisa berdiri lebih kokoh. Bahan utama penyusun bangunan itu adalah kayu jati.

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik

Tak jauh di sebelah utara Stasiun Kedungjati, ada sebuah bangunan bernama Gereja Kaliceret. Mengutip YouTube Jejak Tempoe Doloe, gereja itu dibangun pada tahun 1898.

Keunikan dari bangunan itu adalah tidak ada pengait dari paku sekalipun untuk menyangga bangunan itu, melainkan sebuah pengancing yang terbuat dari kayu. Dinding-dinding itu juga terbuat dari kayu jati.

Di gereja itu pula terdapat sebuah lonceng tua. Menurut warga sekitar, gereja itu dikirim dari Belanda pada tahun 1960-an. Di sisi kanan halaman gereja, terdapat rumah dinas para pendeta. Kini rumah dinas itu berubah menjadi sekolah dasar.

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik

Triatmo, salah seorang warga Kaliceret mengatakan, tempat ibadah itu dibangun oleh kolonial Belanda.

“Bangunan ini masih asli peninggalan Belanda. Atapnya masih genteng, hanya beberapa genteng yang diganti karena sempat bocor,” kata Triatmo, mengutip YouTube Jejak Tempo Doeloe.

Sementara itu rumah pendeta yang tak jauh dari gereja itu dulunya pernah digunakan sebagai tempat penyekapan orang-orang pribumi oleh tentara Jepang, tepatnya antara Juni hingga Agustus 1945. Di sana para tahanan disekap dan disiksa oleh tentara Jepang. Bahkan beberapa di antaranya dieksekusi.

Tak jauh dari gereja itu, ada sebuah makam Belanda. Yang dimakamkan di sana adalah seorang pendeta.

Dia bernama Ginny Kuhnen, lahir pada 10 Agustus 1863 dan meninggal pada September 1899.

Di sebelah makam itu, terdapat satu makam lagi yaitu milik Iboekoe Ma. Paulus Soemare, wafat pada tahun 1919.

Di Kedungjati pula, terdapat sebuah rumah panggung peninggalan Belanda. Kini rumah itu difungsikan sebagai kantor BKPH. Dulunya rumah itu digungsikan sebagai rumah dinas kehutanan jati di area Kedungjati, Grobogan.

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik
Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang
Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang

Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan

Istana peninggalan Raja Rokan ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibalut dengan koleksi ukiran serta masih kental dengan nuansa budaya Melayu.

Baca Selengkapnya
Melihat Menara Air Peninggalan Kolonial di Kota Tegal, Bukti Kecanggihan Belanda dalam Mengelola Air Tanpa Mesin
Melihat Menara Air Peninggalan Kolonial di Kota Tegal, Bukti Kecanggihan Belanda dalam Mengelola Air Tanpa Mesin

Jalur airnya dibuat menggunakan pipa dari baja yang didatangkan langsung dari negeri Belanda.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda,  Ada di Puncak Bukit Kota Semarang
Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang

Tempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.

Baca Selengkapnya
Penampakan Rumah Berumur 206 Tahun di Rembang, Sudut-Sudut Ruangannya Bikin Penasaran
Penampakan Rumah Berumur 206 Tahun di Rembang, Sudut-Sudut Ruangannya Bikin Penasaran

Siapa sangka, kediaman tersebut sarat benda-benda unik nan antik.

Baca Selengkapnya
Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia
Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia

Kebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Riwayat Kastangel yang Kini Jadi Sajian Khas Lebaran, Ternyata Kue Warisan Kolonial Belanda
Riwayat Kastangel yang Kini Jadi Sajian Khas Lebaran, Ternyata Kue Warisan Kolonial Belanda

Di antara banyak varian kue kering, kastengel cukup menjadi primadona

Baca Selengkapnya
Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial
Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial

Masjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.

Baca Selengkapnya